Angin Duduk... (e-mail dari teman)

Rabu, 09 Januari 2008

ANGIN DUDUK- UNTUK DIKETAHUI.

Kemarin ada seorang teman dikantor yang meninggal di usia yang ke-31
dengan status single. Menurut dokter-dokter yang turut
melayat,kemungkinan penyebabnya adalah angin duduk, karena pagi
harinya dia masih masuk kantor, walaupun pada saat jam istirahat
minta ijin pulang karena kepalanya pusing. Kebetulan ybs tidur
sekamar dengan kakak perempuannya yang juga bekerja di kantor yang
sama,dan masih sempat terbangun karena adiknya menanyakan minyak
kayu putih sekitar setengah 12 malam, lalu paginya waktu dibangunkan
pagi hari untuk berangkat ke kantor,
ternyata sang adik sudah meninggal dengan posisi tidur dengan wajah
sedikit menahan rasa sakit, dan kebiruan sekitar leher.

Atas dasar itulah saya informasikan sedikit mengenai angin duduk
atau nama kerennya Sindrom Jantung Koroner Akut. Angin Duduk sama
dengan Sindrom Jantung Koroner Akut Hanya dalam 15 menit sampai 30
menit, orang yang terserang angin duduk bisa meninggal.Padahal,
penderita, sebelumnya terlihat sehat-sehat saja. Dunia kedokteran
selama dua tahun terakhir berhasil mengidentifikasi istilah baru
penyakit jantung yang akrab d isebut angin duduk. Ternyata, penyakit
ini tak sekedar masuk angin berat, tetapi identik dengan Sindrom
Serangan Jantung Koroner Akut (SSJKA).

Teridentifikasinya istilah ini, menurut Guru Besar Bidang Ilmu
Penyakit Dalam FKUI, Prof DR dr Teguh Santoso.SpPD, di Jakarta,
pekan lalu. Menandai sebuah koreksi besar terhadap mitos yang
berkembang di masyarakat selama ini.
Bahwa masuk angin hebat itu adalah penyakit yang berbahaya, bahkan
bisa menimbulkan kematian hanya dalam waktu 15 hingga 30 menit sejak
serangan pertama.

Jadi kata Teguh lagi, jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada,
sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apapun termasuk
berhubungan seks. Segeralah pergi ke rumah sakit yang menyediakan
fasilitas penanganan Gawat darurat jantung. Ingat!. Tidak boleh
lebih dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.

Sindrom serangan jantung koroner akut merupakan penemuan terbaru
akhir banyak disikapi masyarakat dengan tindakan yang salah.

Misalnya, penderita dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi
ramu-ramuan untuk
mengeluarkan angin. Padahal, penderita bisa meninggal mendadak tanpa
ada tanda-tanda sakit.

Gejalanya:
* Muncul keluhan nyeri ditengah dada, seperti:
- Rasa ditekan
- Rasa diremas-remas, menjalar ke leher,lengan kiri dan kanan,
serta ulu hati.
- Rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin.
- Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau
kiri, bahu,serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang
disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag.

Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh
darah jantung (vasokonstriksi).
Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal :
* Pertama, adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh
darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
* Kedua, sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
* Ketiga, Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat
kejang yang
terus menerus.
* Keempat, infeksi pada pembuluh darah.

Penyempitan itu, lanjutnya lagi, mengakibatkan berkurangnya oksigen
yang masuk ke dalam jantung. Ketidak-seimbangan pasokan dengan
kebutuhan oksigen pada tubuh mengakibatkan nyeri dada yang dalam
istilah medisnya disebut angina.Namun kata Teguh,hendaknya dibedakan
antara
keluhan nyeri pada sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA)
dengan serangan jantung koroner (SJK) (infark miokard). Pada SJK,
angina terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena
aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA angina terjadi
akibat sumbatan tidak total yang dirasakan saat istirahat.

"SSJKA ini memang mendadak.Bukan karena capek, masuk angin, atau
penyakit-penyakit lainnya. Biasanya penderita akan meninggal paling
lama lima belas menit setelah keluhan rasa nyeri pertama kali
dirasakan".Kata Teguh.

Masyarakat diminta waspada terhadap keluhan angina ini. Soalnya
penderita sebelum terserang akan tampak sehat-sehat. Solusi satu-
satunya hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan
memberikan obat anti platelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan.
Atau,
obat untuk mengantisipasi ketidak-seimbangan supply oksigen dan
kebutuhan oksigen.
Misalnya nitrat, betabloker, dan kalsium antagonis.

Di tempat terpisah, ahli jantung RS Jantung Harapan Kita dr. Santoso
Karo-Karo MPH, SpJp mengungkapkan kondisi rumah sakit di Indonesia
tidak terlalu bisa diharapkan untuk pengobatan SSJKA. Rumah sakit
terkesan lambat menangani pasien.Untuk itu ia menyarankan agar
penderita yang sudah tahu bahwa dirinya memiliki gangguan jantung
sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun ia pergi. Obat
antiplatelet yang paling murah dan gampang di cari adalah aspirin.
Obat ini selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi
nyeri dan melonggarkan
kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau platelet
(sel pembeku darah).

By Zulkifli "Fly" Farma @ 15.08 0 comments